Seminggu yang
lalu saya pergi Kota Semarang naik angkutan umum yaitu bus karena motor saya
kebetulan dalam keadaan tidak memungkinkan untuk dipakai berpergian jauh. Ada
peristiwa yang sempat membuat saya tersontak. Kala itu, seorang anak remaja
memakai seragam sekolah duduk didekat saya, di antara jari telunjuk dan jari
tengahnya terjepit sebatang rokok berwarna putih. Dengan gagahnya menghisap
rokoknya dan menghembuskan asap berbentuk lingkaran dari mulutnya.Tak terdengar
suara batuk yang biasanya menyerang para perokok pemula,pertanda bahwa merokok
bukanlah hal yang baru baginya tengah menyalakan sebatang rokok, terlihat
nikmat dan mengabaikan penumpang lainnya. Selang beberapa menit, ada pria paruh
baya yang usianya jauh lebih tua dari Si Perokok. Sesekali melihatku yang
sedang bingung mencari cara supaya asap rokok tak terhirup.
“Maaf, Dek. Ini ada penumpang yang
sedang hamil. Bisa minta tolong dimatikan rokoknya gak?” Kata bapak yang duduk bangku depan.
Si Perokok yang masih berumur
belasan itu diam seribu bahasa, sembari ‘mempermainkan’ kepulan asap rokok yang
ia hirup.
“Heh, Pak. Apa urusan bapak, ini
hak saya tho, kalau nggak suka dengan asap rokok, turun saja!” Si Perokok membangkang dengan nada tinggi.
Saya dan beberapa penumpang lain
yang tidak suka dengan kepulan rokok, menatap sinis, padahal tertempel jelas di jendela dekat dengan Si Perokok
stiker yang bertuliskan “DILARANG
MEROKOK DALAM ANGKUTAN UMUM. APABILA KEDAPATAN MEROKOK DAPAT DIKENAI PIDANA
KURUNGAN 6 BULAN, ATAU DENDA SEBANYAK-BANYAKNYA RP.50,000,000”.
Fenomena
merokok memang hal yang sudah biasa di
depan kita. Di Negara kita,hampir setiap saat kita akan melihat asap rokok yang
keluar dengan hembusan yang indah dari para penghisapnya. Di jalan,di
terminal,di kantor,di sekolah,di pasar,bahkan di rumah-rumah. Rokok memang
menjadi budaya baru bagi negara kita. Sebuah hal yang buruk, namun dilaksanakan
berulang-ulang akan dianggap baik oleh masyarakat begitu salah satu kaedah
hidup yang ditetapkan oleh para pakar filosofi. Nyaris hari ini rokok tidak
dianggap sebagai hal yang tabu.Bahkan setelah dua lembaga Islam di Indonesia
turun tangan lewat Fatwa haram rokoknya,penjualan rokok malah semakin
meningkat.
Kapan
seseorang mulai merokok ? pertanyaan ini seringkali muncul dalam benak kita. Ada
orang yang menjawab sejak kuliah, ada yang menjawab setelah mulai mendapatkan
penghasilan dan yang lebih gawat ada menjawab sejak kecil. Saya sendiri dulu
pernah hidup di lingkungan yang rata-rata masyarakatnya adalah perokok. Mirisnya,anak-anak
kecil ditempat saya pun banyak yang merokok , padahal usianya baru belasan
tahun.
Saya juga
sebenarnya bisa dibilang mantan perokok. Hampir segala jenis rokok berbagai
merek telah saya coba. Mulai dari rokok yang dibuat dari daun nira, rokok
kretek, sampai cerutu sebesar ibu jari tangan pun sudah pernah saya coba. Mungkin
hanya Ganja yang belum pernah saya hisap. Dan sekarang sudah hampir dua bulan
saya meninggalkan kebiasaan merokok. Sebuah kebiasaan yang telah saya lakoni
sejak berada di bangku pendidikan kelas satu SMP. Jadi bisa dibilang saya
lumayan paham dengan rokok dan para penghisapnya.
“Kalau tidak
merokok sehari saja, kepala saya pusing, nafsu makan kurang, mulut terasa asam
sekali, perut mual, bahkan stress” pengalaman
saya.
Rokok adalah
produk yang berbahaya & adiktif (menimbulkan ketergantungan) karena didalam
rokok terdapat 4000 bahan kimia berbahaya yang 69 diantaranya merupakan zat karsinogenik
(dapat menimbulkan kanker). Zat-zat berbahaya yang terkandung didalam rokok
antara lain : tar, karbon monoksida, sianida, arsen, formalin, nitrosamine dll.
Saya yakin semua orang tahu tentang bahaya rokok ( bisa dibaca di kemasan rokok
). Namun, saat ini rokok malah jadi “OBAT” bagi beberapa remaja yang sedang
pusing, galau, atau kurang konsentrasi. Sebenarnya, kandungan nikotin-lah yang
terdapat pada sebatang rokok memicu kecandungan.
Para penghisap
rokok pun sebenarnya sadar bahwa rokok itu membahayakan tubuhnya tetapi untuk
melepaskannya sangatlah sulit. Saya tidak setuju kalau beberapa orang yang
tidak merokok berkata bahwa cukup dengan niat saja untuk menghentikan rokok. Mereka
yang belum pernah merokok tidak akan memahami betapa beratnya melepaskan diri
dari cengkeraman rokok yang dialami oleh penghisapnya. Untuk remaja, pengaruh pergaulan teman sebaya
juga turut menjadi andil untuk pertumbuhan perokok baru. Terkadang remaja
menjadi perokok pemula karena adanya desakan dari teman-teman mereka untuk
dapat diterima dalam pergaulan ataupun supaya dapat dipandang lebih keren oleh
lawan jenisnya. Para remaja tersebut tentu belum mengerti benar mengenai bahaya
yang dapat disebabkan oleh rokok ataupun penyakit yang dapat timbul karena
rokok. Jadi, janganlah sekali-kali mencoba menghisap rokok...!!!
- Ada beberapa tips dari saya untuk menghentikan rokok :
1. Berniatlah yang kuat untuk
berhenti merokok. Jangan hanya di mulut, tapi harus dari dalam lubuk hati yang
paling terdalam. (aL4y dikit... hehehe...).
2. Jauhilah komunitas yang disitu
ada rokoknya. Pilih berteman dengan orang yang tidak merokok. Niat yang kuat
saja belum cukup untuk menghentikan kebiasaan merokok. Hiduplah di komunitas baru
yang disitu tidak ada rokok. Nah mereka yang tidak merokok pun harus selalu
mensupport dengan support yang positif kepada sang perokok agar senantiasa
berjuang untuk tidak merokok.
3. Cobalah untuk memperlambat
atau menunda. Jika muncul keinginan untuk merokok, cobalah mengatakan pada diri
sendiri untuk menundanya 10 menit lagi. Kemudian melakukan sesuatu untuk
mengalihkan perhatian. Trik sederhana ini cukup ampuh untuk menghindarkan diri
dari rokok. Ulangi sesering mungkin dengan pertambahan waktu.
4. Jangan memperbolehkan diri merokok
satu batang. Seseorang mungkin tergoda untuk merokok satu batang untuk
menghentikan keinginan yang muncul. Tapi jangan membodohi diri sendiri, karena
kebanyakan orang tidak berhasil berhenti di satu batang rokok sehingga gagal
untuk menghentikan kebiasaannya ini.
5. Menghindari pemicunya. Ketahui
kondisi atau situasi seperti apa yang membuat dorongan untuk merokok muncul,
sehingga lebih mudah baginya untuk menghindari kondisi tersebut. Jika kebiasaan
merokok muncul saat berbicara di telepon, maka peganglah pena dan kertas untuk
mencoret-coret sebagai pengganti rokok. Hindari juga melamun atau mengganggur
tidak melakukan suatu kegiatan, karena dapat memicu seseorang untuk merokok.
6. Minum ramuan baking soda. Saya
membaca sebuah artikel di surat kabar mengutip seorang dokter yang ingin
berhenti merokok. Campurlah sesendok makan baking soda dengan segelas air dan
lalu minumanlah dua kali sehari untuk seminggu pertama. Lalu sekali sehari
untuk seminggu kedua. “Saya tadinya merokok satu pak atau sekitar 30 batang
rokok sehari. Saya minum dua gelas pada hari Minggu dan Senin. Rasayanya
seperti Alka-Seltzer (semacam vitamin c). Pada Minggu dan Senin, saya mengisap
dua batang rokok. Pada Selasa saya hanya mengisap sebatang rokok dan lalu
berhenti sama sekali. Saya teruskan ramuan baking soda itu sampai seminggu.
Saya bahkan tak berpikir untuk meneruskannya hingga minggu kedua. Saya sudah
berhenti rokok selama 20 tahun.” — pengalaman Joanne Fanizza, Farmingdale, NY.
7. Menemukan pengganti rokok yang
lebih sehat. Kebiasaan merokok yang berhubungan dengan waktu seperti merokok
sehabis makan,atau dalam perjalanan,atau saat sendirian,maka gantilah rokok
dengan permen atau makanan bergizi lainnya.
8. Inilah tips yang palin
penting. Perbanyak berdo’a dan memohon Kepada Allah agar diberi kekuatan untuk
terhindar dari rokok. Rajinlah beribadah kepada Allah Swt.
Mengkampanyekan
hidup sehat, salah satunya anti rokok sebenarnya tidaklah sulit. Kita bisa
memulai dari diri sendiri dan orang-orang sekitar kita. Kata orang bijak, “Selama
ada kemauan, pasti ada jalan”. Bagi anda
yang masih merokok, seberapa kuat niat
anda untuk menghilangkan rokok dari menu hidup anda sehari-hari? Bagi
anda yang tidak merokok, mari bersama-sama hidup sehat tanpa rokok! JANGAN
SEKALI-KALI MENCOBA MEROKOK...!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar