Pada zaman sekarang
intensitas perkembangan bahasa tingkat tinggi terus berkembang dengan segala
fasilitas dan kemudahannya, walaupun begitu peranan bahasa pemrograman tingkat
rendah tetap tidak dapat digantikan. Misalnya bahasa pemrograman Assembly mempunyai keunggulan yang
tidak mungkin diikuti oleh bahasa tingkat apapun dalam hal kecepatan, ukuran
file yang kecil serta kemudahan dalam manipulasi sistem komputer. Dan kali ini
saya akan memperkenal kan Jenis bilangan dalam bahasa pemrograman Assembly.
Didalam
pemrograman dengan bahasa Assembler,
bisa digunakan berbagai jenis bilangan. Jenis bilanganyang bisa digunakan,
yaitu: Bilangan biner, oktal, desimal dan hexadesimal. Pemahaman terhadap
jenis-jenis bilangan ini adalah penting, karena akan sangat membantu kita dalam
pemrograman yang sesungguhnya.
1. BILANGAN
BINER
Sebenarnya semua
bilangan, data maupun program itu sendiri akan diterjemahkan oleh komputer ke
dalam bentuk biner. Jadi pendefinisisan data dengan jenis bilangan
apapun(Desimal, oktaf dan hexadesimal) akan selalu diterjemahkan oleh komputer
ke dalam bentuk biner. Bilangan biner adalah bilangan yang hanya terdiri atas 2
kemungkinan(Berbasis dua), yaitu 0 dan 1. Karena berbasis 2, maka pengkorversian
ke dalam bentuk desimal adalah dengan mengalikan suku ke-N dengan 2N.
Contohnya: bilangan biner 01112 = (0 X 23) + (1 X 22) + (1 X 21) + (1 X 20) =
710.
2. BILANGAN DESIMAL
Tentunya jenis
bilangan ini sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Bilangan Desimal adalah
jenis bilangan yang paling banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
kebanyakan orang sudah akrab dengannya. Bilangan desimal adalah bilangan yang
terdiri atas 10 buah angka(Berbasis 10), yaitu angka 0-9. Dengan basis sepuluh
ini maka suatu angka dapat dijabarkan dengan perpangkatan sepuluh. Misalkan
pada angka 12310 = (1 X102) + (2 X 101) + (1 X 100).
3. BILANGAN OKTAL
Bilangan oktal
adalah bilangan dengan basis 8, artinya angka yang dipakai hanyalah antara 0-7.
Sama halnya dengan jenis bilangan yang lain, suatu bilangan oktal dapat
dikonversikan dalam bentuk desimal dengan mengalikan suku ke-N dengan 8N.
Contohnya bilangan 128 = (1 X 81) + (2 X 80) = 1010.
4. BILANGAN HEXADESIMAL
Bilangan
hexadesimal merupakan bilangan yang berbasis 16. Dengan angka yang digunakan
berupa: 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F. Dalam pemrograman assembler, jenis
bilangan ini boleh dikatakan yang paling banyak digunakan. Hal ini dikarenakan
mudahnya pengkonversian bilangan ini dengan bilangan yang lain, terutama dengan
bilangan biner dan desimal. Karena berbasis 16, maka 1 angka pada hexadesimal
akan menggunakan 4 bit.
5. BILANGAN BERTANDA DAN TIDAK
Pada assembler
bilangan-bilangan dibedakan lagi menjadi 2, yaitu bilangan bertanda dan tidak.
Bilangan bertanda adalah bilangan yang mempunyai arti plus(+) dan minus(-),
misalkan angka 17 dan -17. Pada bilangan tidak bertanda, angka negatif(yang
mengandung tanda '-') tidaklah dikenal. Jadi angka -17 tidak akan akan dikenali
sebagai angka -17, tetapi sebagai angka lain.
Kapan suatu bilangan
perlakukan sebagai bilangan bertanda dan tidak?
Pada bilangan
bertanda bit terakhir (bit ke 16) digunakan sebagai tanda plus(+) atau
minus(-). Jika pada bit terakhir bernilai 1 artinya bilangan tersebut adalah
bilangan negatif, sebaliknya jika bit terakhir bernilai 0, artinya bilangan
tersebut adalah bilangan positif.
Pada postingan
berikutnya saya akan menjelaskan tentang Memori di Assembly. Sedikit pengetahuan
lain tentang bahasa Assembly:
Assembler
directives. Directives adalah perintah yang ditujukan kepada assembler ketika
sedang menerjemahkan program kita ke bahasa mesin. Directive dimulai dengan
tanda titik.
.model :
memberitahu assembler berapa memori yang akan dipakai oleh program kita. Ada
model tiny, model small, model compact, model medium, model large, dan model
huge.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar